Selasa, Oktober 27, 2009

Renungan hari Ahad tanggal 26 Juni 2009

Sunday, July 12, 2009 at 8:56am by: Basuki Soedjarno

Dimensi manusia menjadi ukuran-ukuran yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia. Allah SWT telah menetapkan batasan-batasan maya dan yang ghaib di akhirat tanpa batasan karena ghaib milik Allah SWT .

Allah telah mengarunikan perupamaan-perumpamaan di dalam Al Qur’an bahkan diulang-ulang agar manusia memahami bahwa ghaib di luar jangkauan insan manusia karena… milik Allah SWT, Subhanallah.. Paradigma terbentuk dari dimensi manusia. Manusia dilengkapi dengan jasad, penglihatan, perasaan, (hati), kecerdasan (otak), tingkah laku dan perilaku sebagai implementasi tindakan atas perintah hati dan otaknya. Allah telah menciptakan malam dan siang, jauh dan dekat, laki dan perempuan, tinggi dan rendah, besar dan kecil, timur dan barat, halus dan kasar dan seterusnya agar manusia memiliki dimensi atau ukuran.

Allah SWT Maha Pencipta, Maha Tinggi, Maha Besar, Maha Hidup, Maha Kekal. Pernahhkah membayangkan bahwa 100 tahun itu hanya sekejap saja? Dengan berbekal kecerdasan inteligensi dan emosinya tingkat tinggi sekalipun, akan sulit menerima hal ini.

Marilah kita merenungkan dengan tingkat kecerdasan spiritual atas Firman Allah kisah pemuda-pemuda di dalam surat Al Kahfi (19). Pemuda-pemuda yang Ditutup telinga mereka dan Ditidurkan yang menurut dimensi manusia selama 309 tahun komariah di dalam gua. Salah satu dari mereka menanyakan “Sudah berapa lamakah kamu berada disini?” Mereka menjawab: “ Kita berada disini sehari atau stengah hari”. Subhanallah, alangkah terbalik-baliknya kesadaran mereka mendasarkan dimensi insan manusia. Allah Maha Pencipta dapat memendekkan atau memanjangkan ukuran/dimensi manusia ciptaanNya. Sudah berapa lamakah dunia seisinya ini Allah ciptakan? Menurut dimensi manusia menghitung dan memperkirakan jutaan tahun komariah sebelum tahun komariah ditemukan insan manusia.

Ingatkah bahwa bumi seisinya ini Allah ciptakan hanya selama 6 hari? Subhanallah, Ya Allah Ya Rabb, cerdaskanlah tingkat spiritual kami kuatkan iman kami atas yang ghaib milikMU ini, amien. Kapankah Qiamat yang kita yakini akan terjadi? Allah SWT yang menentukan. Sejak kapankan manusia sadar akan awal kehidupan? Kapankan Allah akan mematikan setiap insanNya? Berapa lamakah manusia di alam kubur menanti? Herankah bila jiwa dan raga manusia dibangunkan seletah kematian? Wallahu alam bisawab. Pernahkah terlintas renungan dimanakah sekarang ini hidup, di alam Maya atau dalam alam Baka. Pernahkan mengalami sakaratul maut atau sekurang-kurangnya pingsan tak sadarkan diri dan dengan Rahmat Allah kembali sadar dan hidup seperti sediakala? Subhanallah, Alhamdulillah Walaillahaillallah Allahuakbar, Lahaula walakuwata illabillah.

Dapatkah kiranya membedakan hidup di alam maya dan akhirah yang kekal, ghaib milik Allah SWT Kiranya dimensi dan paradigma manusia tidak dapat dicampur adukkan dengan dimensi Allah SWT yang tanpa batas Perselisihan orang-orang tentang hari kiamat itu terjadi atau tidak dan apakah pembangkitan pada hari kiamat itu atas jasad atau ruh ataukah atas ruh saja? Maka Allah SWT mempertemukan mereka dengan pemuda-pemuda tersebut dalam Al Kahfi menjelaskan bahwa: “Hari Kiamat itu pasti datang dan pembangkitan itu adalah dengan tubuh dan jiwa”, Subhanallah, yang Ghaib itu milik Allah SWT. Kiranya tidaklah sulit bagi Allah Yang Maha Pencipta melakukannya, terdapat fenomena agar menjadi paradigma insan manusia tersebut pada Al Baqarah (110) “Ingatlah nikmatKu kepadamu dan kepada Ibumu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Kudus; Berbicara waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa Aku mengajar kamu menulis, dan hikmat Taurat & Injil dan dari tanah suatu bentuk yang berupa burung dengan izinKu kemudian kamu meniup padanyalah bentuk itu menjadi burung yang sebenarnya dengan izinKu; Menyembuhkan orang sakit sopak atas izinku; Mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan izinKu,……..” Akankah manusia dapat menguraikan yang ghaib? Allah SWT lah yang mengetahui sepenuhnya adapun manusia hanya mengetahui sedikit. Janganlah mengatakan pasti terhadap sesuatu yang akan dilakukan atau menurut perkiraan bahkan kecerdasan dengan tinggi intektualitasnya..... kecuali dengan menyebut InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Pencarian


Tinggalkan pesan